Semasa kecil, (sang penemu listrik) Edison tidak hanya tidak tampak kecerdasannya, bahkan terlihat seperti seorang idiot lantaran ukuran kepalanya lebih besar dari ukuran yang wajar. Orang-orang sekitarnya mengira dia menderita kelainan syaraf.
Pertanyaan-pertanyaan aneh yang sering dilontarkanya pada orang-orang, menambah prasangka mereka. Bahkan di sekolahnya sendiri, karena banyaknya pertanyaan berbelit yang dilontarkannya, dia mendapat julukan “Si Dungu”. Karena itu, pada suatu hari, dia pulang dari sekolah sambil menangis dan menceritakan kepada ibunya apa yang telah dialaminya.
Sang ibu lalu menuntun tangan putranya itu kembali ke sekolah dan berkata kepada guru Edison, “Anda tak tahu apa yang telah Anda ucapkan; anak saya lebih banyak akalnya daripada Anda. Disinilah letak kekeliruan dan aib tindakan Anda; saya akan membawanya pulang ke rumah dan saya sendiri yang akan mengajar dan mendidiknya. Suatu saat, akan saya tunjukan kepada Anda bahwa dia memiliki kecerdasan yang terpendam. ” Begitulah prediksi sang bu yang sangat menakjubkan. Sejak saat itu, sebagaimana yang telah dijanjikan, ibunya mulai mengajaar dan mendidiknya
Suatu saat, ketika berjalan didepan rumah Edison, saya (sang penutur) melihat ibu dan anak itu sedang duduk diteras rumahnya sambil membahas pelajaran. Ya,teras itu menjadi sebuah kelas dengan Edison sendiri sebagai murid tunggalnya. Semua gerak-gerik anak itu sama seperti ibunya, dia sangat mencintai ibunya. Ketika sang ibu bicara, dia mendengarkannya dengan seksama, seakan-akan ibunya itu samudra ilmu pengetahuan.
Lantaran bantuan ibu yang sangat pandai itu, dalam usianya yang kesembilan, Edison telah mempelajari buku-buku para penulis ternama yang sangat berat seperti Gibbon, Plato, dan Hammer. Selain itu, sang ibu juga mengajarkan kepadanya ilmu geografi, sejarah, berhitung, dan akhlak. Lebih dari 3 bulan Edison tidak ke sekolah, yang telah dilakukannya sejak kecil; semua dia dapatkan dari sang ibu.
Ibu Edison benar-benar seorang Pembina karena perhatiannya tidak hanya terfokus pada aspek pengajaran dan pendidikannnya saja, tetap juga sisi lain; harus menentukan kecerdasan-kecerdasan alami si anak dan setelah itu barulah membinanya dengan baik.
Setelah menjadi orang terkenal, Edison berkata, “Sejak kecil, saya tahu bahwa ibu adalah sosok yang sangat bijak; ketika guru saya memanggil saya anak dungu, belia membela saya. Sejak saat itu saya bertekad untuk membuktikan kepada ibu saya belia tidak salah membela saya.”
Edison juga berkata, “ Saya takkan pernah melupakan pengaruh-pengaruh positif pengajaran dan pendidikan ibu saya. Kalau beliau tak memotivasi saya, mungkin saya takkan menjadi penemu. Ibu berkeyakinan bahwa kebanyakan orang yang menyimpang di usia baligh disebabkan oleh kurangnya pengajaran dan pendidikan yang cukup di masa kecilnya. Dulu saya adalah orang yang selalu ingin hidup bebas: kalau bukan karena perhatian ibu, kemungkinan besar saya sudah menyimpang. Namun Keteguhan serta kebaikannya telah menyelamatkan saya dari penyimpangan dan kesesatan”.
Sang Ibu harus tahu kalau anaknya perlu pendidikan
Siapapun mencapai kedudukan, apapun berkat perhatian ibu
Kebesaran hati dan pengorbanan ini tujuan sang ibu
Ibu….. kasihmu mengalir sepanjang waktu
Himapfis FKIP Unmul Mengucapkan:
Senin, 22 Desember 2008
Selamat Hari Ibu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar