Kamis, 21 Mei 2009

senyum





Menurut ilmuan Jepang, senyum mempunyai makna yang tinggi dalam pergaulan karena merupakan langkah awal bagi hubungan antar manusia (human relationship). Bila Anda sudah biasa melakukannya, akan mudah bagi Anda untuk berkomunikasi sekaligus mencari informasi yang dibutuhkan. Keberhasilan pengusaha menggaet konsumen, juga banyak dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk tersenyum. Dengan tersenyum, mereka mampu meyakinkan kosumen bahwa sikap yang diperlihatkan itu benar-benar spontan dan bersahabat.

Banyak orang berpendapat, kita baru bisa tersenyum kalau kita sedang bahagia. Pendapat itu salah, ujar ilmuan University of Arizona, Amerika Serikat, Rich Aronow. Kita bisa membuat lingkungan kita tersenyum dengan cara mulai membuat gerakan untuk tersenyum. Menurutnya, justru dengan tersenyum kita bisa cepat bahagia. Cobalah dalam sebuah kelompok manusia, Anda berdiri dan tersenyum pada orang-orang di sekitar Anda, maka Anda telah menebar kebahagiaan karena senyum itu menular, lanjutnya.

Bagi kalangan bisnis yang banyak melakukan negosiasi, senyum adalah gerakan sederhana dengan menarik kedua ujung bibir ke samping tetapi memiliki efek yang efektif bagi tercapainya persetujuan dalam perdagangan ataupun perundingan. Jadi, senyum merupakan komponen penting yang tidak bisa dilepaskan. Jangan harap bisnis Anda sukses jika Anda tidak mau tersenyum.

Penelitian di bidang medis menyebutkan bahwa senyum membuat tubuh terasa bugar seperti habis berolah raga ringan. Senyum adalah olah raga jiwa, khususnya dalam menurunkan tingkat stres. Riset terakhir menunjukkan bahwa senyum dengan rentang waktu agak lama dan spontan (tidak dibuat-buat) akan sangat bermanfaat dan nilainya lebih daripada mendayung perahu atau menyetir mobil. Telah dibuktikan secara medis pula bahwa senyum membuat jiwa merasa tenang. Mereka yang mampu bersikap tenang dan berpikir jernih bisa menyelesaikan persoalan dengan mutu yang sangat memuaskan. Mereka pun mampu bersikap fleksibel dalam mengatur dan memutuskan sesuatu serta lebih siap bila terjadi kegagalan, sehingga sikap optimisme dapat terus dipertahankan.

Yang lucu, di India tidak hanya digalakkan gerakan untuk tersenyum, melainkan sudah sampai ke tahap tertawa. Hal itu dilihat dari munculnya organisasi di kota tekstil Bombay yang menamakan dirinya sebagai Internationaql Laughing Club (Klub Tertawa Internasional) yang diketuai oleh Dr. Madan Kataria, seorang pakar medis yang sudah lama membuat penelitian tentang hubungan tertawa dengan tubuh (fisik). Kabarnya, anggotanya terus bertambah, khususnya di kota New Delhi dan Kalkutta. Mereka yang menjadi anggota mengatakan, “Banyak sekali manfaat tertawa bagi kesehatan dan kehidupan pribadi mereka.”

Konon, ada perbedaan antara orang yang tersenyum dan orang yang stres. Ahli kecantikan menyebutkan bahwa senyum bisa menyebabkan seseorang tampak awet muda karena otot-otot dapat berelaksasi dengan santai, sedangkan orang stres ototnya tampak tegang, mulut agak monyong karena kesal, dan tampak lebih tua. Ahli Biologi mengatakan, “Jika dilihat dengan mikroskop elektron, perbedaan mendasar akan tampak pada orang yang tersenyum dan orang yang stres (tidak dapat tersenyum). Perbedaan itu diibaratkan dengan air yang membludak keluar dari bak mandi bagi orang yang stres dan air yang mengalir dari kran bagi orang yang tersenyum”. Air di sini maksudnya adalah energi. Dengan demikian orang yang stres tampak lebih letih dibandingkan dengan orang yang tersenyum. Mereka (yang stres) disarankan untuk banyak mengonsumsi air putih.

Nah, seperti yang telah disebutkan di awal, senyum itu adalah gerakan yang sederhana dan mudah. Cukup tarik ujung kedua bibir Anda ke samping lalu rasakan efeknya. Anda akan merasakan dunia pun tersenyum bersama Anda. Siapa tahu, dengan gerakan senyum yang tulus dari hati, terlebih dengan niat ibadah, kita bisa menyembuhkan luka yang telah lama di derita oleh bangsa kita, bangsa Indonesia. Sekaligus kita bisa membuktikan pada dunia bahwa bangsa kita adalah benar bangsa yang ramah. Perbanyaklah senyum persahabatan!!


Para ilmuan Jepang mengadakan riset bertahun-tahun tentang senyum. Negara Jepang, seperti yang kita tahu, adalah negara maju di Asia yang merajai teknologi tingkat tinggi. Para pekerjanya, terutama di kota Tokyo, adalah para warkaholic (pekerja ulung). Mereka sanggup bekerja 20 jam sehari dengan waktu istirahat minim. Suatu ketika kinerja sebuah perusahaan Jepang menurun drastis akibat pekerjanya stres. Setelah dilakukan penelitian, salah satu penyebabnya adalah ternyata para pekerja Jepang kurang meluangkan waktu untuk tersenyum. Read More....